FAO Ajak Warga Manfaatkan Sisa Produksi Sidat yang Bergizi

Kapal nelayan/Ilustrasi.

Jumat, 4 November 2022 – 18:14 WIB

VIVA Nasional – Indonesia merupakan salah satu pengekspor sidat ke Jepang. Namun konsumsinya di dalam negeri masih sangat terbatas.

Mengambil momentum perayaan Hari Ikan Nasional dan Hari Pangan Sedunia, proyek IFish yang merupakan proyek kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Food and Agriculture Organization (FAO), dan Global Environment Facility (GEF) bersama Pemda Kabupaten Cilacap memperkenalkan hasil sampingan produksi sidat bakar sebagai alternatif nutrisi dan pemasukan. 

Teti Rohatiningsih, istri dari Bupati Cilacap, mengapresiasi kegiatan tersebut. “Pelatihan pengolahan hasil sampingan produksi sidat bakar bisa memberikan semangat pada perempuan menghadirkan menu sidat sekaligus mendukung kegiatan gemar ikan,” ujarnya dalam siaran pers FAO, Jumat, 4 November 2011.

Ibu-ibu pemenang lomba masak kreasi olahan sidat, di Cilacap, Jawa Tengah.

Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 1 dan 2 November 2022 di Kaliwungu dan Bulaksari tersebut mengusung slogan “Tidak Ada Sidat yang Terbuang”. Kegiatan itu dihadiri oleh perempuan yang sebagian besar merupakan para ibu, pegiat posyandu, pelaku budidaya sidat, dan anak-anak usia sekolah. 

Saat ini,  di Kabupaten Cilacap yang menyuplai sidat untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor, menu olahan sidat masih jarang ditemui di restoran. Salah satu faktor yang menjadi kendala adalah harga. Hal ini dikarenakan ikan sidat merupakan ikan komoditas ekspor dan juga beberapa jenis sidat (Anguilla sp) memiliki status perlindungan terbatas hingga penangkapannya harus sesuai dengan aturan yang ada. 

Menyikapi keterbatasan ini, proyek IFish bersama mitra dan pegiat kuliner mengembangkan sejumlah resep bercita rasa lokal dari hasil sampingan produksi sidat bakar di Kampung Sidat Kaliwungu. Hasil sampingan sidat tersebut berupa hati, tulang, daging perut, kepala, dan sirip sidat. 

Sumber: www.viva.co.id